Ku Temukan jodohku di Pulau Lombok

Postingan ini terlalu lebay Buat aku, Tapi inilah yang memang harus aku bagikan. Aku Punya Cita-cita Suatu saat aku akan menikah dengan sangat mewah, Dengan Foto Pra Wedding yang keren, Undangan yang tersebar Luas, Dan Dengan Perawayaan yang meriah dengan Orkes Dangdut saat resepsi, Busana Pengantin yang Keren Dan Akhirnya Bulan Madu Ke pUlau Bali atau Pulau yang Indah.. Tapi Kenyataan Berkata Lain, Semua Serba Sederhana, Seperti Cintaku pada Dia yang Sederhana. Aku menikah dengan sangat Sederhana, dengan dihadiri orang-orang Sederhana, Peralatan Sederhana, dan mas Kawin yang Sederhana. Inilah Hidup, Kita tidak Tau yang terjadi di masa Mendatang. Tapi Aku amat sangat bersyukur, Karena Dicintai oleh Orang yang Bener-Bener Mau menerima Kekuranganku dengan Sangat Sabar. Yang jelas, saya Janji, Pernikahan bukan Awalnya Saja yang Hebat.., tapi yang lebih penting Adalah Saat kita berkeluarga nanti, Kita Akan Mwnjalani masa-masa Terhebat Untuk Kita berdua. Aku Yakin Aku Bahagia bersamanya...

Doa Untuk Calon Istriku

YA ALLAH....... andaikan dia adalah jodoh yang di tetapkan oleh-MU kepadaku..

maka jadikanlah dalam hatiku cinta kepadanya adalah karena-MU..

dan jadikanlah dalam hatinya,cinta kepadaku adalah karena-MU

namun............

andaikan dia bukanlah jodoh yang di tetapkan oleh-MU kepadaku,

berikanlah aku kekuatan agar pasrah dalam mengarungi ujian,yang kau berikan kepadaku.

AAMMIIN

Acap Kali

Acap kali mungkin judul yang paling tepat untuk mewakili tulisan ini. karena emang :

Acap kali mereka salah tangkap maksudku.

Acap kali kau menduga bahwa kau adalah yang tercantik bagiku, pikirmu.

Acap kali kau mengira aku mendekatimu tuk bisa berpacaran denganmu.

Acap kali kau menduga tentang niatanku bahwa aku datang seakan-akan bak burung merpati mencari pasangan kawinnya.

Padahal aku datang hanya untuk menegaskan bahwa kau temanku, adik atau kakak dan tak lebih.

Apa kau tak berpikir bahwa dengan acap kalinya kau membuatku tak berkutik..hanya sekedar say hello.

Apa kau tahu dengan acap kali darimu mampu buatkan stempel dikepala orang bahwa itulah pria dengan model yang kau citrakan.

Kau akui dengan segala kerendahan hati, bahwa perkataanku sedamai lautan biru bertepi gurun pasir yang gersang.

Kau akui bahwa aku bertipe pria yang kau idamkan, namun seharusnya itu tak membuatmu merasa pendekatanku ingin menjadikan kamu kekasih.

Kenakalanku yang kau sadari ternyata hanya hiasan bibir dari interaksi, itulah aku yang biasa bertutur.

Kenakalanku yang kau sadari tak sepenuhnya mewakili seluruh kehidupanku, janganlah membuat kau terlelap dan tak sadar diri, bahwa kau Biasa saja dihadapanku dan tak begitu spesial.

Biarkan dia datang, dengan caranya..perhatikan seksama..baru kita nilai "kita seperti apa di depannya"

by: mas sigit