MENGAPA KERANGKA KONSEPTUAL DIPERLUKAN?

Dalam membahas kerangka konseptual, kita dihadapkan pada masalah berikut: a) mengapa mempersoalkan perumusan ‘teori’ akuntansi umum melalui pendekatan kerangka konseptual ? b) Kita belum memiliki standar akuntansi di masa lalu, mengapa teori tersebut diperlukan pada masa sekarang?

Mungkin benar bahwa profesi akuntan sejauh ini mampu bertahan tanpa teori akuntansi yang disusun secara formal dan mungkin akan tetap melakukan hal yang sama di masa sekarang. Meskipun demikian ada argumen yang menyatakan bahwa munculnya berbagai masalah dalam praktik akuntansi sering disebabkan oleh tidak adanya teori umum. Sekalipun badan akuntansi di negara maju seperti Amerika dan Australia telah mengeluarkan berbagai standar dan melakukan pembatasan terhadap pemilihan metode akuntansi, praktik akuntansi masih dilakukan terlalu permisif. Hal ini disebabkan adanya kelaonggaran terhadap pemakaian prosedur akuntansi yang sesuai dengan keinginan penyusun laporan keuangan. Kenyataan ini dapat dilihat dari laporan khusus yang dibuat oleh salah satu Komite dari New York Stock Exchange tahun 1934 sebagai berikut (AICPA, 1934):

Semakin banyak alternatif praktik akuntansi, akan menyebabkan perusahaan memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi mereka sendiri dalam batas-batas yang sangat luas sesuai dengan referensi yang dibuat.

Doktrin yang mengijinkan setiap perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang disukai dalam lingkup generally accepted accounting principles (GAAP), tetap dipandang sebagai doktrin yang dianut banyak pihak terutama perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1986). Meskipun demikian, kebebasan tersebut akirnya mengarah pada sesuatu yang membingungkan. Atas dasar hal itu, Badan Akuntansi di Amerika telah berupaya mengatasi hal tersebut dengan mengeluarkan berbagai resolusidan standar akuntansi yang didasarkan pada praktik berjalan (penyuntingan praktik) dengan didukung oleh alasan tertentu yang bersifat ad hoc. Namun demikian, badan tersebut tidak mengeluarkan seperangkat prinsip yang konsisten. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa masih banyak praktik yang dipengaruhi oleh hukum, peraturan pemerintah, tekanan dari manajer, dan kepentingan politik tertentu. Accounting Principles Board (APB), badan yang dibentuk sebelum digantioleh Financial Accounting Standard Board (FASB), mengakui hal tersebut ketika badan tersebut mendefinisikan makna GAAP. APB (1970) mengatakan bahwa GAAP merupakan:

......konvesi – yaitu, prinsip-prinsip tersebut diterima secara umum berdasarkan kesepakatan (agreement), bukannya dihasilkan secara formal dari seperangkat postulat atau konsep dasar. Prinsip-prinsip tersebut berkembang berdasarkan pengalaman, alasan, kebiasaan, pemakaian dan juga kebutuhan praktik.

0 komentar:

Post a Comment