Senandung takbir di Perantauan




Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar……..,

                      Takbir berkumandang di malam 1 Syawal 1434H ini, membuat merinding Setiap umat muslim yang mendengarnya…, tak terkecuali diriku, bahkan membuat air mata ini tak kuat untuk tidak menetes.

Sembari ditemani istri tercinta, dan secangkir teh manis yang dibuatkan istriku. Didepan laptop aku menulis posting ini. Air mata tetap mengalir meski sebenarnya malu dilihat istriku.. tapi biarlah, istriku tau apa yang aku rasain. Ya…, rasa saat takbir jauh dari sang ibu, jauh dari keluarga, jauh dari kerabat2 kecil yang saya sayangi.

Teringat sejenak disaat aku kecil, dimalam takbir selalu aku duduk menikmati roti parcel buatan ibu, sembari mendengarkan takbir di mushola persis dibelakang rumahku.

Teringat saat aku remaja, dimalam takbir aku memawa jajanan parcel ke mushola untuk bersama-sama begadang melantunkan takbir bersama teman-teman saya.

Tapi biarlah.., masa lalu akan selalu lebih indah keindahannya, dan akan selalu lebih pahit kepahitannya.
Yang jelas malam ini, dihari yang fitri ini aku hanya bisa sekali lagi merenung dan memohon kepada Allah agar Ibuku, saudara-saudaraku, teman-teman kecilku selalu diberikan rahmat dan berkah yang berlimpah dan semoga semua kesalahanku bisa di maafkan.

Teruntuk Ibuku yang jauh disana.., “Ngaturaken lepat and luput kulo ingkang katah niki ibu, nyuwun pangapunteng engkah katah. Mugi-mugi ibu dipun paring selalu nikmat iman, ihsan, islam, dan nikmat kesehatan. Maaf putramu ini gk bisa pulang.. maaf engkang katah..,,”


Buat saudara-saudaraku dan teman-temanku : “Minal aidin wal faidin, Mohon maaf lahir dan batin”

Terakhir kata dalam posting ini, Selamat Idul Fitri buat teman-teman blogger semua, bersyukurlah kita masih diberi nikmat sehingga bisa berjumpa dengan Hari Raya tahun ini, dan semoga kita bisa bertemu Idul Fitri tahun depan. Amin


0 komentar:

Post a Comment