LEBIH BAIK KECIL JADI BOS DARIPADA GEDE JADI KULI

LEBIH BAIK KECIL JADI BOS DARIPADA GEDE JADI KULI

Succes story dari seorang Jaya Setiabudi

Itulah pesan yang sering keluar dari mulut ayah saya, sejak saya masih berumur belasan tahun. Bukan tanpa sadar Dia mengucapkan kata-kata itu. Ayah saya merasa menyesal untuk tidak menjadi pengusaha sejak dini. Beliau bekerja hingga usia 68 tahun.

“Jangan ulangi kesalahan Ayah, lebih baik kecil jadi bos daripada Tua jadi kuli! Kuli kerja, kuli dapat makan, kuli tidak kerja, tidak dapat makan! Kalau Bos, tidak kerja tetap dapat makan”.

Untuk itu saya memutuskan Saya Harus Jadi Pengusaha!

Tapi bagaimana? Berguru pada siapa? Mulai dari mana? Modalnya?..ahh buntu dech saat itu. Pikir-pikir akhirnya saya memutuskan untuk bekerja lebih dulu, mengumpulkan uang untuk modal, baru mulai usaha. Beruntung, sekali daftar langsung ditrima juga…., langsung diterima di Amt (ASTRA Microtonics Technology), Pulau batam, sebagai technical buyer. Lebih cepat dari apa yang saya targetkan, hanya 1tahun 4 bulan, saya mengajukan diri untuk berhenti bekerja.

Bakat Pengusaha…

Seorang rekan saya mengatakan bahwa saya tidak bakat jadi karyawan, tapi bakat saya jadi pengusaha. Bagaimana dia bisa tahu?

Iya, katanya saya punya ciri-cirinya?! Teman saya bilang, kamu itu jay, tidak suka bangun pagi, tidak suka gaji pas-pasan, tidak suka dimarahi bos.., betul juga.., gila benar temen saya, dia bisa tahu bakat terpendam saya.

karena penasaran saya menyelidiki silsilah nenek moyang saya, dan saya menemukan bahwa nenek moyang saya itu ternyata seorang pedagang atau pengusaha. Saya dapat buktikan itu dari sebuah lagu yang sering saya dengar waktu saya TK.” Nenek moyangku seorang pelaut..”. Ya, seorang pelaut, bukan nelayan. Kenapa mereka melaut dari satu samudera ke samudera yang lain? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk berdagang! Nah, artinya Kita bangsa Indonesia ini keturunan Pedagang, bukan pegawai.., Kena dech…

Siap Bangkrut!

Dengan sisa uang tabungan 4,5 juta, saya tekadkan untuk memulai usaha. Namun uang itu bukan modal usaha, melainkan hanaya untuk bertahan hidup saja. Saya mendapatkan dua orang pemodal, seorang warga Negara Singapore dan ex-rekan kerja saya. Ayah saya, sempat bertanya kepada saya sebelum memulai usaha, ”Apa benar kamu mau usaha? Usaha apa?, “ iya pa, usaha supply spare part”. “ Udah siap?” tanyanya lagi. “Udah!” Jawab saya singkat. “siap apa saja?” Kejar papah. “Siap Bangkrut!” Jawaqb saya menutup percakapan telepon..

Alhamdulillah, dalam kurun waktu 3 bulan , saya ‘diwisuda’ Bangkrut pertama kalinya.

0 komentar:

Post a Comment