Kisah bunga Mawar dan Ilalang

Di padang pasir yang rindang, diantara tebing bebatuan, hiduplah sang mawar dan sang ilalang berdampingan. Sang mawar hidup sangat subur dan tingginya menjulang hingga diatas tebing, sedangkan sang ilalang, meskipun sama suburnya, tapi dia tetap tak setinggi sang mawar.

Sang ilalang-pun merasa iri, dia menganggap Tuhan tidak adil terhadap dirinya. Pada suatu pagi yang cerah, mereka berbincang-bincang: "LIhat, lihatlah, mentari sedang terbit, cahayanya indah sekali hingga aku terbayang-bayang akan kebahagiaan" seru sang mawar menceritakan kejadian pagi itu. "Bagaimana aku bisa melihat, aku terhalang oleh batu ini, Tuhan memang tak adil padaku" salut sang ilalang. sang mawar-pun membalas: " eits, jangan ngomong seperti itu, Tuhan ciptakan kita berdua dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, pasti ada alasannya." " Kamu bisa saja ngomong seperti itu, Lihat dirimu, bungamu indah, tangkaimu tinggi hingga kau dapat melihat mentari pagi, sedangkan aku, kurus, pendek, bahkan tak ada yang mau memandangmu, apa coba kelebihanku??. Tuhan memang tak adil, benar-benar tak adil padaku." sambut ilalang dengan marahnya, seketika itu juga sang mawar terdiam melihat teman-nya seperti itu, dia bingung jawaban apa yang harus dia katakan.

Malampun datang, malaikat datang menghampiri mereka, "hai ilalang, mengapa kau berkata bahwa tuhan tidak adil" sang malaikat nertanya pada sang ilalang. "iya, lihat si mawar dan lihatlah aku, Dia ciptakan mawar begitu sempurna, sedangkan aku begitu rendah."jawab sang ilalang. "baiklah, sekarang apa yang kamu inginkan?"seru malaikat pada sang ilalang. "aku ingin menjadi mawar, dan aku ingin mawar itu merasakan penderitaanku" seru sang ilalang

kemudian sang malaikat bertanya pada sang mawar. "hai mawar, kamu drngar apa yang ilalang katakan, dia ingin sepertimu, maukah kamu bertukar tempat dengannya." "Demi kebahagiaan sang ilalang, saya mau" jawab sang mawar. "kenapa, padahal kau tak akan melihat sang matahari terbit lagi kelak?" lanjut malaikat "Aku yakin, Tuhan ciptakan kita dalam bentuk apapun pasti ada maksud dan tujuannya, dan aku iklhas menjadi apapun yang Tuhan inginkan." jawab sang mawar. "kalian yakin ingin bertukar tempat" seru sang malaikat melanjutkan "ya jelaslah, aku ingin menjadi seperti mawar, dan aku ingin mwar merasakan susahnya jadi diriku, " seru sang ilalang dengan sinisnya. "Baiklah, kalian tidurlah, maka esok pagi kalian akan bertukar tempat...," seru malaikat mengakhiri perbincangan.

Akhirnya merekapun tidur, sang ilalang dengan gagahnya dan sombongnya berkata pada sang mawar " lihatlah, besok aku akan lebih tinggi darimu, hahahahaa....,," Pagipun datang, dan seperti janji malaikat, merekapun bertukar.., sang ilalang menjadi seekor bunga mawar yang tinggi,bahkan lebih tinggi dari sang mawar yang dahulu. sementara sang mawar menjadi kecil sekecil ilalang. sang mawar baru tersebut barkata kepada mawar yang menjadi pendek (sang ilalang baru) : " rasakan, kau tak akan melihat indahnya mentari, dan lihat sekarang mentari terbit indah sekali, bahkan ada pelangi, lihat juga disana banyak bunga-bungalain yang menari-nari dengan indah" sombong sang mawar baru itu, sambil membohongi sang ilalang baru (mawar yang menjadi ilalang).

sepanjang hari sang mawar baru itu (ilalang yang menjadi mawar) terus mengejek dan berbohong tentang keindahan-keindahan yang tak pernah ada.

Malam-pun datang, tiba-tiba hujan turun sangat lebat, angin membontang-banting dengan kerasnya, angin menghancurkan apa saja yang ada dipadang itu. batu-batu bergerak kesana kemari terbawa oleh angin yang begitu deras

Keesokan harinya, padang itu kosong dan hanya sedikit yang selamat. iya, sedikit sekali, sang ilalang yang menjadi mawar-pun (sang mawar baru) tak lepas dari terjangan badai, dia meninggal dan jatuh ketanah.

Tapi, sang mawar yang menjadi ilalang (ilalang baru) masih sanggup bertahan, dia tak terbawa oleh angin, karena tubuhnya yang pendek, tak memiliki ranting, dan akarnya yang kuat. Dia-pun bersyukur, dalam hati dia berterima kasih pada Tuhan karena telah menyelamatkan hidupnya. Dan dia baru sadar, inilah kelebihan menjadi ilalang, tahan terhadap badai apapun.

Nah teman-teman, kita tahu bahwa hidup memang kelihatannya tak selalu adil untuk kita, kadang nasib tak adil terhadap kita, tapi klo kita mensikapinya dengan rasa iklhas, rasa syukur dan rasa terima kasih pada Sang Pencipta, maka hidup ini akan terasa indah, dan kita akan selamat dari bahaya-bahaya. Tuhan punya rencana dalam setiap hidup kita, Dan Yakinlah bahwa jika kita percaya itu, dan mau bersyukur dan terus berusaha, insyaallah Tuhan akan menunjukkan jalan terbaik untuk kita.

"Percayalah, bahwa Tuhan menciptakan kita dengan segala kelebihan masing-masing. Jangan pernah merasa rendah, dan jangan pernah merendahkan orang lain." hartanto(2011)

2 komentar:

Juniantobara said...

Ilalang,
Aku memohon maafmu
Bila penantian menjadi jeda yang tak terhingga.
Menanti, bukan adegan yang kita hendaki
Sebab kebisuan lah menjadi jawaban bertutur.

Seribu tanya yang dulu digurat dalam helai berduri
telah kupendam di rahim bumi
Tak perlu ia membaca luka dan juga terluka.

Benar, jarum gerimis masih mengusik debu ragu
cercah jawaban yang mengisi kesesakan ini.
Tetapi biarkan saja ia turut menanti.

Ilalang,
Aku memohon maafmu
Bila heningmu terusik oleh tanya ia.
Sebab kebisuan lah menjadi jawaban bertutur.

Tentu, aku akan kembali
Bukan membawa jawab ataupun tanya.
Ini, penantian, bukan kita hendaki.

Rina Lusiana said...

ilalang adalah ilustrasi dari kesederahanaan seseorang, walaupun selalu di pandang gersang, namun selalu membuat semua orang indah di pandnag

Post a Comment